Erwin See, lahir di Medan , 8 Agustus 1984, menyelesaikan pendidikan kedokteran pada tahun 2010. Sebelumnya pada tahun 2005 mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar ke Jepang Kanda Gaigo University selama setahun. Tidak seperti teman-temannya yang langsung melanjutkan PTT, Dr. Erwin mendapatkan pekerjaan di sebuah klinik Jepang di Jakarta, yaitu Takenoko. Di bawah bimbingan Sensei Yamada, beliau mempelajari cara pemeriksaan, anamnesa, terapi maupun USG di klinik ini, di mana sistem one stop service buat pasien diutamakan. Onestop Service di sini pasien datang , konsultasi, mendapatkan terapi dan obat saat itu juga yang langsung diserahkan oleh dokter kepada pasien. Perlu diketahui sebagian besar pasien di klinik ini hampir 99% adalah orang jepang yang bekerja maupun jalan-jalan di Indonesia, rata-rata merupakan expat sampai direktur dari perusahaan ternama di Jepang, contohnya Mitsui, Mitsubishi, Mazda, Yakult, Asics, dsb.
Dr. Erwin mempunyai kemampuan bahasa Jepang (JLPT 2) sehingga memungkinkan untuk melakukan anamnesa dalam bahasa Jepang dan dalam waktu 1 tahun Klinik yang beroperasi dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam ini berhasil menjadi klinik 24 jam. Selain itu Klinik tersebut pada tahun 2011 menjalin kerjasama dengan RS Sahid Sahirman untuk sarana Diagnostik, rawat inap dan konsultasi Spesialis. Dengan kerja sama yang sangat baik terutama dengan Prof. Satyanegara, Sp.BS, Dr. Erwin, dan tim Takenoko berhasil memindahkan Klinik Takenoko ke Apartment Sahid pada 25 Juni 2012 sehingga mampu melayani pasien dengan jumlah kurang lebih 600-800 Pasien per bulan. Bersamaan dengan itu Dr. Erwin melanjutkan pelatihan USG Dasar selama 12 Minggu di PUSKI, lalu USG Muskuloskeletal, Angio dan Echokardiographie. Oleh karena itu dia dipercaya menjadi Koordinator Training Doctor untuk melatih dokter-dokter muda yang belum biasa dengan sistem dokter keluarga, di mana dokter tersebut bertanggungjawab penuh untuk pemeriksaan dari awal sampai diagnosa akhir dengan obat-obatan ataupun dengan menghubungi spesialis untuk meminta konsultasi lebih lanjut.
Setelah melihat sistem tersebut dan timbul keinginan agar sistem tersebut bisa diterapkan tidak hanya di klinik tersebut melainkan juga untuk semua pasien di Indonesia, maka dari itu Dr. Erwin melanjutkan pendidikan spesialis di Jerman, di mana di sana sistem Hausarzt atau dokter keluarga mempunyai peranan sangat penting. Selain itu, dia juga mengambil jurusan penyakit dalam karena dokter keluarga di Jerman harus memiliki pengalaman minimal 3 tahun di bidang penyakit dalam. Setelah melewati ujian bahasa Jerman dan ujian negara untuk penyamarataan di Jerman, Dr. Erwin memulai karirnya di St. Joseph Hospital Warendorf September 2014 sampai Desember 2015, di mana beliau mempelajari struktur dasar sistem RS di Jerman termasuk memperdalam USG, Echokardiographie, dan observasi katheter Jantung serta ICU. Sejak Januari 2016 beliau memperdalam ilmu penyakit dalamnya di St. Marien Krankenhaus Ahaus. Di sini beliau memperdalam pulmonologi, kardiologi dan gastroentologie. November 2017 beliau diangkat menjadi Assistenzarztsprecher atau Chief Residen hingga saat ini. Selain memperdalam ICU, Dr. Erwin saat ini sedang mempersiapkan Notarzt atau dokter kegawatdaruratan untuk memungkinkan beliau ikut serta sebagai dokter ambulanz.
PENYAKIT YANG DI TANGANI
AKTIVITAS
AKTIVITAS
Dr. Erwin See melakukan kunjungan ke rumah sakit, tempat praktek Prof.Dr.Med. Ralph Lelle, Spesialis kandungan terutama kanker serviks di Jerman. Prof Ralph Lelle, adalah orang Jerman yang piawai berbahasa Indonesia dan sering diundang sebagai dosen tamu di Universitas Gadjah Mada untuk memberikan kuliah pada para mahasiswa-mahasiswi calon dokter di FK-UGM.
Dr. Erwin See, adalah orang Indonesia yang dipercaya memegang posisi sebagai Chief Resident di salah satu Rumah Sakit di Jerman. Suatu kebanggaan dan kehormatan bagi seorang dokter Indonesia yang berperan penting dan diakui di negara maju. Dr. Erwin See masih memperdalam ilmu kedokteran di RS Jerman termasuk USG, Echokardiographie, Observasi Katheter Jantung, ICU serta mempersiapkan Notarzt atau dokter kegawatdaruratan yang memungkinkan beliau ikut serta dalam mobil ambulanz sebagai dokter ambulanz. Salah satu kegiatan Dr. Erwin yang memperdalam ICU adalah ‘night shift’ atau jaga malam di ruang ICU.
Salah satu kegiatan Dr. Erwin See di rumah sakit di Jerman adalah memberikan training Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) kepada para calon dokter secara berkala. CPR adalah teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan untuk orang-orang yang detak jantung atau pernapasannya terhenti. Training semacam ini merupakan latihan yang sangat berguna bagi para mahasiswa/mahasiswi calon dokter.
Dr. Erwin See, adalah dokter Indonesia yang dipercaya memegang posisi sebagai chief Resident di salah satu Rumah Sakit di Jerman. Salah satu kegiatan dr. Erwin See, sebagai pimpinan pucuk di Rumah Sakit di Jerman adalah “Besprechung” atau Rapat Diskusi rekam medis pasien rumah sakit bersama bagian Radiologi setiap hari. Jadi pengobatan seorang pasien merupakan kerja team dokter lintas bidang specialist agar diagnosa penyakit seorang pasien dapat dikaji secara holistic.
Dr. Erwin See yang sedang memperdalam ilmu kodekteran USG, Echokardiographie, Observasi Katheter Jantung, ICU dan dokter kegawatdaruratan di Rumah Sakit di Jerman, ikut serta dalam Seminar Cardiorenal Medicine di Marriott Hotel Hamburg. Seminar ini sangat bermanfaat menambah ilmu pengetahuan bagi para dokter ahli jantung.